Home /
Berita Heboh /
IFTTT /
Terbukti, Ratna Sarumpaet Bikin Prabowo-Sandi Buntung, Jokowi-Ma’ruf Untung
Selasa, 23 Oktober 2018
Terbukti, Ratna Sarumpaet Bikin Prabowo-Sandi Buntung, Jokowi-Ma’ruf Untung
Date - Oktober 23, 2018
Berita Heboh
IFTTT
Beritaterheboh.com - Kasus berita hoax drama penganiayaan Ratna Sarumpaet terbukti efektif mempengaruhi Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019.
Hal itu sebagaimana hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dirilis, Selasa (23/10/2018).
Dalam hasil survei tersebut, Ratna sukses membuat Prabowo-Sandi makin tersungkur. Sedangkan Jokowi-Ma’ruf mendapat untung banyak.
Sumbangan itu didapat dari kalangan terpelajar dan kalangan pemilih dari ekonomi kelas mapan.
Peneliti senior LSI Denny JA, Ikrama memaparkan, sebelum hoax Ratna Sarumpaet terjadi, pada September 2018 lalu, Jokowi-Ma’ruf hanya didukungoleh 40,5 persen di segmen ini.
Sedangkan untuk Prabowo-Sandi, mendapat 46,8 persen dukungan publik.
Akan tetapi, setelah hoax Ratna Sarumpaet, yakni pada Oktober tahun ini, dukungan terhadap Prabowo-Sandi mengalami penurunan drastis.
“Yaitu hanya sebesar 37,4 persen,” beber Ikrama dalam konferensi pers rilis survei bertajuk ‘Hoax dan Efek Elektoral Kasus Ratna Sarumpaet’ di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018).
Berbanding terbalik, elektabilitas paslon petahana itu naik menjadi 44 persen.
“Sementara masih ada 18,6 persen kaum terpelajar yang masih belum menentukan pilihan,” imbuhnya.
Perubahan dukungan, kata dia, juga terjadi pada pemilih dengan segmen ekonomi mapan.
Yang mana pada September lalu, tingat elektabilitas pasangan Jokowi-Amin sebesar 46,2 persen.
Sementara pasca kasus hoax RS, yakni pada Oktober tahun ini, angka itu meningkat menjadi 54,8 persen.
“Sebelumnya pada September 2018 sebesar 43,8 persen. Saat ini dukungan terhadap Prabowo-Sandi di kelas ekonomi mapan hanya sebesar 34,5 persen,” urainya.
Dijelaskannya, penambahan tingkat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf ini pertama karena kaum terpelajar banyak mengakses berbagai informasi, termasuk informasi tentang dunia politik.
Kedua, menurut dia, pemilih kalangan terpelajar dan segmen ekonomi menengah ke atas lebih sensitif dalam menilai karakter kepemimpinan.
“Salah satunya adalah mereka secara umum tidak menyukai karakter pemimpin yang mudah terkecoh dan reaksioner terhadap suatu peristiwa,” pungkasnya.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada tanggal 10 sampai 19 Oktober lalu dengan melibatkan 1.200 responden.
Para respoden dipilih dari seluruh wilayah Indonesia dengan metode multistage random sampling.
Adapun margin of error dari survei adalah sebesar 2,8 persen, dengan tingkat kepercayaan 97,2 persen.
Sedankan Pengambilan sampel dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner.(Pojoksatu.id)
from Berita Heboh https://ift.tt/2CZBaMB
via IFTTT
Share this
Related Articles :
Paling Dilihat
-
Beritaterheboh.com - Gairah Ratna Sarumpaetberkurang sejak mendekam di tahanan Polda Metro Jaya pekan lalu. Dia sering mengeluh karena tak ...
-
Beritaterheboh.com - Wawancara Sandiaga Uno dengan warga Sumatera Utara diisi dengan audiensi dengan warga, terutama emak-emak yang menjadi...
-
Beritaterheboh.com - Seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) diperkosa oleh rekannya sendiri saat menjalani kuliah kerja nyata (KK...